sobatku, frend, teman, sobat, sanak kerabat.
perkenalkan nama saya AHMAD RATULOLY skarang saya di surabaya, sebagai seorang mahasiswa STAIL (sekolah Tinggi Agama islam luqman al hakim). profesi saya sebagai seorang makelar dengan orderan barang pesanan dari FLORES NTT.
disini saya bekerja dan kulia. saya sebagai mahasiswa EKTENSI. aktivias saya setiap harinya dari pagi keluar nyari barang pesanan dari flores untuk dikirimkan ke sana untuk dipasarkan kembali. alhamdulillah dari pekerjaan ini saya bisa kulia dan cukup untuk makan seharinya, bisa juga bayar kos. pada awalnya saya tidak terbiasa dengan kehidupan arek suroboyo, dengan bahasa JAWA nya yang begitu khas dan alhamdulillah sekarang saya sudah bisa berbicara dengan bahasa JAWA (walaupun masih ada kata yang belum dipahami betul, mingkin bahasa jawa alus).
saya ada 6 bersaudara, saya anak yang ke 4, dengan dua adik perempuan kembar yang cantik. Abang saya yang pertama dan kedua sekarang ada kampoeng halaman, yang ketiga uda bekerja disalah satu kapal pesiar luar negeri (semoga ALLAH SWT, melindunginya dan dijauhkan dari segala macam musibah). Keluarga kami tergolong keren tapi kere. Ayah saya, orangya lucu karena lucunya kami sekeluarga merasa terhibur dan bangga karena bapak kami sanggup menghibur kami semua dengan ceritanya dan ditambah ekspresinya yang kocak abis deh.......... Kalau Ibu adalah seorang pahlawan dimata keluarga, pahlawan bagi anak-anaknya memberi motivasi dorongan.

9 komentar:

Anonim | 11 Februari 2009 pukul 20.35

Hallo salam kenal saya anak STAIL reguler smt 6
semoga kita bisa menjalin ukhuwah di "dunia ini"

Anonim | 21 Maret 2009 pukul 20.25

kerinduan akan pertautan persaudaraan layaknya menanti gerimis di musim kemarau. tahukah kamu betapa aku amat mengenalmu dalam kejauhan jarak dan waktu. dan bila nanti di suatu hari yang bernama esok kita kan bertemu, ingin kukatakan kepadamu bahwa kita adalah pelaku sejarah ratulolly dari sekian peradaban dunia yang sanggup mengenyam dunia dengan cara dan pola kita masing-masing. dan andaipun dunia mulai letih berotasi maka kusakan selalu mengumandangkan kepadamu bahwa "kita adalah saudara."

Anonim | 21 Maret 2009 pukul 20.27

kerinduan akan pertautan persaudaraan layaknya menanti gerimis di musim kemarau. tahukah kamu betapa aku amat mengenalmu dalam kejauhan jarak dan waktu. dan bila nanti di suatu hari yang bernama esok kita kan bertemu, ingin kukatakan kepadamu bahwa kita adalah pelaku sejarah ratulolly dari sekian peradaban dunia yang sanggup mengenyam dunia dengan cara dan pola kita masing-masing. dan andaipun dunia mulai letih berotasi maka ku akan selalu mengumandangkan kepadamu bahwa "kita adalah saudara."

Anonim | 21 Maret 2009 pukul 20.35

doan lau tasik tukan gogenato salam gosoron koda. lau timu nisa karang go soga mio kakan arin lali jawa ata ekan. tun tuen wulan balik titai seba khuluk toU rua balik taan gelekat lewo tana. kakak senare arike melane tite pia hama-hama di ata ekane. turun buku biliken teratu noon bolpoin matane pulo.
pernakah engkau khusuk pada pertemuan? sementara telingamu dijelali berjuta lagu luka. tubuhmu diselimuti gemerlap fana. orang-orang menerka rencana. kota terlalu sesak menyimpan pertemuan. penantian akan pertemuan laksana bangsal menyimpan kematian. apakah yang dapat kita simpan selain kenangan?

lamahala | 24 Maret 2009 pukul 07.10

terimaksih saudara-saudara. dalam perjalanan pasti ada hambatan, dan setiap hambatan adalah tantangan. hadapi tantangan itu dengan baik. insya allah dibalik pertempuran itu terdapat suatu yang dinama ILMU.

Anonim | 31 Maret 2009 pukul 17.56

Ketika kita menanyakan kepada dunia apakah yang terpenting dalam kehidupan selain kehidupan itu sendiri, maka sekiranya jawaban yang amat bijak adalah "Ilmu"
Bila seseorang mempunyai ilmu seyogyanya ia bisa menempuh kehidupan ini dengan baik dan benar. kita sebagai masyarakat "penghaus ilmu" sejatinya memahami bahwa keberadaan kita haruslah bisa didedikasikan kepad ilmu itu sendiri. dengan demikian maka akan muncul kekuatan dari dalam diri. kekuatan inilah yang pada gilirannya nanti akan menghantarkan kita sebagai Insanul Kamil, Manusia Sejati menuju sukses dunia akhirat

pion ratulolly | 31 Maret 2009 pukul 17.57

Ketika kita menanyakan kepada dunia apakah yang terpenting dalam kehidupan selain kehidupan itu sendiri, maka sekiranya jawaban yang amat bijak adalah "Ilmu"
Bila seseorang mempunyai ilmu seyogyanya ia bisa menempuh kehidupan ini dengan baik dan benar. kita sebagai masyarakat "penghaus ilmu" sejatinya memahami bahwa keberadaan kita haruslah bisa didedikasikan kepad ilmu itu sendiri. dengan demikian maka akan muncul kekuatan dari dalam diri. kekuatan inilah yang pada gilirannya nanti akan menghantarkan kita sebagai Insanul Kamil, Manusia Sejati menuju sukses dunia akhirat

Ibnu Soeksien | 3 April 2009 pukul 19.52

Kami anak-anak asrama IPMAL mau mengucapkan salam kenal dengan Bang Ahmad Ratulolly

ajiso soeksin | 4 Juni 2009 pukul 23.07

salam kenal,,,
ada yang bilng hidup terlalu kejam untuh menggapi sebuah harapan,,tapi bagiku komitmen mejadi hal yang teramat penting untuk manjwab segal persoalan yang kita hadapi..bukankah hidup adalah perjuangn????
maka berkomitmen untuk maju,,teramat penting..
salam lamahala,,lewo sedang menunggu pengabdian kita..

Posting Komentar